Komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan dan aksi iklim telah tercermin dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2022 serta target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat. Untuk memperkuat komitmen ini, dibentuklah Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transition Partnership/JETP) guna mendukung transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan. Salah satu aspek penting dari transisi energi berkeadilan adalah integrasi prinsip Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (Gender Equality and Social Inclusion/GESI). Pengarusutamaan GESI bertujuan untuk memastikan perempuan dan kelompok rentan dapat berpartisipasi aktif dalam transisi energi. Namun, implementasi praktisnya masih menghadapi tantangan, termasuk kesempatan kerja yang tidak setara, keterbatasan dalam proses pengambilan keputusan, dan akses energi yang terbatas.
Menggunakan metodologi kualitatif yang mencakup diskusi kelompok terarah (FGD), survei, dan studi literatur, penelitian ini mengidentifikasi beberapa tantangan utama pengarusutamaan GESI di Indonesia yang dilihat dari sisi perempuan dan kelompok rentan sebagai aktor dan penerima manfaat transisi energi, serta dari sisi pemerintah selaku pemangku kebijakan. Hasil laporan menunjukkan bahwa meskipun ada berbagai kebijakan dan regulasi untuk mendukung pengarusutamaan GESI, implementasinya di sektor energi masih kurang terarah dan konsisten.
Dari hasil analisis, laporan ini memberikan rekomendasi yang meliputi optimalisasi kebijakan dan peraturan, pengumpulan data terpilah, akses teknologi untuk inklusi, akses terhadap pembiayaan, serta peningkatan kompetensi dan mendorong partisipasi. Selain itu, rekomendasi ini turut menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan guna mengimplementasikan pengarusutamaan GESI di Indonesia.
Kata kunci: pengarusutamaan GESI, transisi energi berkeadilan, kesetaraan gender, inklusi sosial
DOI: https://doi.org/10.33116/pyc-br-7
By:
Felicia Grace R. Utomo (Purnomo Yusgiantoro Center)
Mayora Bunga Swastika (Purnomo Yusgiantoro Center)