Gambar 1 Peserta PYC short course tentang efisiensi energi

Dalam mencapai tujuan memberikan pelatihan di bidang energi dan sumber daya alam, Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) mengadakan PYC Energy Short Course untuk pertama kali. Kursus singkat ini berfokus pada “Efisiensi Energi menuju SNI ISO 50001” yang diadakan pada 24 Januari 2019 dengan peserta dari berbagai universitas, industri pintar dan pakar bangunan, perusahaan energi terbarukan, dan profesional independen. Kursus singkat ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada peserta mengenai kebijakan pemerintah terkait dengan efisiensi energi, potensi penghematan energi, dan SNI ISO 50001.

Sujatmiko sebagai Kepala P3TKEBKE, dalam pidato pembukaannya, menyoroti pentingnya manajemen energi dalam menghadapi perubahan iklim dan mengurangi biaya operasi industri. Acara ini dilanjutkan dengan pretest untuk para peserta, dimana sebagian besar peserta menunjukkan bahwa mereka telah mendengar tentang efisiensi energi dan konservasi, tetapi belum mengetahui langkah-langkah untuk menerapkan efisiensi dan konservasi energi.

Gambar 2 Presentasi dari Bapak Dedi Suntoro

Pembicara pertama adalah Dedi Suntoro, Peneliti P3TKEBTKE. Dalam presentasinya, Dedi Suntoro menyampaikan kebijakan pemerintah saat ini dalam hal efisiensi energi. Presentasinya menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi dan populasi akan selalu diikuti oleh meningkatnya permintaan energi. Namun, penggunaan energi di Indonesia saat ini masih didominasi oleh energi fosil atau energi tidak terbarukan yang dapat memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Penggunaan energi fosil yang tidak efisien dalam jangka panjang akan menyebabkan dampak negatif seperti emisi gas rumah kaca yang tinggi yang akan mempercepat perubahan iklim. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah melalui PP No. 70/2009 menyatakan bahwa konservasi adalah tanggung jawab pemerintah, bisnis, dan masyarakat baik pusat maupun daerah. ISO 50001 adalah salah satu standar manajemen energi yang diterapkan secara internasional dan mempertimbangkan bahwa sektor industri adalah salah satu konsumen energi terbesar. Penggunaan energi yang tidak efisien di sektor industri diharapkan dapat ditekan dengan penerapan ISO 50001.

Khalif Ahadi, juga seorang peneliti P3TKEBTKE, menyampaikan potensi penghematan energi. Penghematan energi dapat didefinisikan sebagai penggunaan energi yang efisien dan rasional tanpa mengurangi tingkat keselamatan dan produktivitas suatu aktivitas. Efisiensi energi adalah upaya untuk menggunakan energi minimum untuk menghasilkan output maksimum dengan menggunakan peralatan hemat energi. Tujuan akhirnya adalah penggunaan energi secara rasional, menggunakan energi secara tepat sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa penggunaan energi yang berpotensi menghemat energi, termasuk penggunaan energi untuk penerangan dan pendingin udara. Sebagai tambahan, bangunan dan interior yang sesuai, serta peralatan produksi yang efisien di industri akan dapat meningkatkan efisiensi energi kantor, rumah, dan pabrik. Nilai potensi penghematan energi dapat dikenali dengan mengidentifikasi potensi penghematan melalui pencatatan log sheets, sistem pemantauan, dan audit energi. Selain bangunan atau industri, penghematan energi juga penting di sektor transportasi, rumah tangga, dan komersial. Manajemen penggunaan energi yang baik dapat mengurangi penggunaan energi yang tidak diperlukan. Penghematan energi dapat dilakukan dari yang termudah dan termurah hingga yang membutuhkan investasi tinggi. Potensi penghematan energi dapat dilihat jika pemanfaatan energi selalu dipantau sehingga memiliki referensi sebagai dasar untuk penggunaan energi yang optimal.

Sesi terakhir dari short course disampaikan oleh Bobby IM. Dalam presentasinya,  Bobby IM menjelaskan bahwa SNI ISO 50001 adalah standar yang diatur oleh Organisasi Internasional sebagai standarisasi yang berisi sistem manajemen energi standar. ISO 50001: 2018 adalah standar terbaru untuk menerapkan Sistem Manajemen Energi (EnMS) yang kuat yang diterbitkan pada Agustus 2018. Hal tersebut menetapkan kerangka kerja internasional bagi pabrik industri atau seluruh perusahaan untuk mengelola semua aspek energi, termasuk pengadaan dan penggunaan. Tujuan dari ISO 50001 adalah: (1) untuk membantu organisasi dalam menggunakan aset konsumsi energi yang ada secara lebih baik; (2) mempromosikan praktik terbaik manajemen energi dan memperkuat perilaku manajemen energi yang baik; (3) memberikan kerangka kerja untuk mempromosikan efisiensi energi di seluruh rantai pasokan, dan; (4) memfasilitasi peningkatan manajemen energi untuk proyek pengurangan emisi gas rumah kaca. ISO 50001 didasarkan pada siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA).

Berita sebelumyaForum Guru Besar Institut Teknologi Bandung: Strategi untuk Meningkatkan Cadangan serta Produksi Minyak dan Gas Nasional
Artikulli tjetërSeminar Nasional “Teknologi Energi Terbarukan Guna Ketahanan Nasional”

BERIKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini