Gambar 1. Presentasi Institute for Essential Services Reform (IESR) mengenai penelitian terbarunya yang berjudul “A Roadmap for Indonesia’s Power Sector: How Renewable Energy Can Power Java-Bali and Sumatra”.
Institute for Essential Services Reform (IESR) telah menyelenggarakan seminar berjudul “A Roadmap for Indonesia’s Power Sector: How Renewable Energy Can Power Java-Bali and Sumatra” (Peta Jalan Ketenagalistrikan Indonesia: Bagaimana Energi Terbarukan Dapat Menerangi Jawa-Bali dan Sumatra). Acara tersebut diadakan pada tanggal 21 Februari 2019 di Jakarta. Pada acara ini, IESR memaparkan kajian terbarunya yang menyelidiki manfaat dari porsi terbarukan yang signifikan dalam bauran pembangkitan tenaga listrik Jawa-Bali dan Sumatra, baik secara ekonomi maupun operasional. Penelitian ini merupakan kerjasama antara IESR, Monash University, dan Agora.
Acara dibuka dengan presentasi temuan-temuan kunci kajian tersebut oleh Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR. Rincian penelitian dijelaskan oleh Profesor Ariel Liebman, Ph.D., Wakil Direktur Monash Energy Materials and Systems Institute (MEMSI) pada sesi kedua. Sesi berikutnya adalah diskusi panel bersama para ahli dan praktisi energi yang diundang, yaitu Ir. Jisman Hutajulu, M.M. (Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan pada Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM), Ir. Syofvi Felienty Roekman, M.Sc. (Direktur Perencanaan Korporat PT PLN), Dr. Surya Darma (Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia/METI), Arthur Simatupang (Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia/APLSI), Prof. Dr. Iwa Garniwa (Profesor bidang Teknik Elektro dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia), dan Tata Mustasya (Juru Kampanye Iklim dan Energi Regional Greenpeace Asia Tenggara).
Dalam kajiannya, IESR membuat model jalur-jalur sistem tenaga listrik alternatif Indonesia untuk mencapai target energi dan iklim mulai tahun 2018 hingga 2027 dengan menggunakan perangkat lunak PLEXOS. Dalam model tersebut, penelitian ini juga melakukan simulasi dampak peningkatan kapasitas panel surya dan tenaga angin secara signifikan dalam sistem tenaga listrik. Hasil kajian menunjukkan penurunan dalam biaya investasi pembangkitan, penggunaan dan sistem tenaga listrik. IESR juga menyarankan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berikut PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mempertimbangkan sejumlah alternatif skenario dan rendah karbon dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dengan bagian energi terbarukan yang besar. IESR kemudian menekankan kebutuhan terhadap rencana strategis yang berpandangan jauh kedepan dan sejalan dengan usaha-usaha perluasan energi terbarukan, kebijakan-kebijakan pendukung, dan implementasi yang lancar dari tingkat nasional ke tingkat regional.