Gambar 1 Bapak Muhammad Kayam (Kedua dari Kiri), Direktur Industri Kimia Upstream – Kementerian Perindustrian sebagai pembicara pertama pada Diskusi Kelompok Terfokus

Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terfokus pada tanggal 29 Agustus 2018, sebagai bagian dari penelitian bersama antara PYC dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji rekomendasi terkait masalah energi dalam industri manufaktur di Indonesia untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan, saran, dan pendapat dari berbagai pakar dan pemangku kepentingan di bidang industri manufaktur .

Bapak Muhammad Kayam, selaku Direktur Industri Kimia Dasar – Kementerian Perindustrian, dan Bapak Saleh Abdurahman, selaku Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), diundang sebagai pembicara di acara tersebut untuk memberikan kajian, baik dari segi industri maupun dari segi pengatur. Bapak Rauf Purnama sebagai perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan Bapak Jarman Sudimo (Direktur Jenderal Ketenagalistrikan – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2015) turut hadir sebagai responder. Diskusi berjalan lancar dan produktif dimana Bapak Luluk Sumiarso bertindak sebagai moderator.

Dalam presentasinya, Bapak Muhammad Kayam menekankan pentingnya kualitas pasokan energi, terutama batu bara, gas alam, dan listrik, untuk mencapai pertumbuhan industri yang diinginkan. Ia juga menjelaskan bahwa Kawasan Industri (KI) baru seharusnya dikembangkan di sekitar sumber energi atau sumber bahan baku untuk memudahkan akses terhadap energi. Ia memberikan kesimpulan dengan menjelaskan beberapa strategi untuk mengatasi masalah energi di sektor industri seperti menjaga pasokan energi untuk industri, rasionalisasi harga, penganekaragaman energi, sinkronisasi data permintaan energi, dan pembangunan pembangkit listrik di luar Jawa.

Pembicara kedua, Bapak Saleh Abdurahman, mengawali presentasinya dengan menjelaskan peranan DEN dalam pengaturan dan perencanaan. Ia menyatakan keprihatinan akan penurunan di sektor industri seperti yang diperlihatkan melalui rendahnya energi per kapita di Indonesia dibandingkan dengan di negara lain. Ia menggarisbawahi pentingnya Rencana Umum Energi Daerah Provinsi (RUED-P) untuk memetakan kebutuhan energi regional dan investasi yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur. Ia menambahkan akan pentingnya pemerataan investasi industri di luar Jawa.

Bapak Rauf Purnama menyatakan pentingnya memastikan pasokan dan distribusi energi yang terpercaya untuk industri kecil, terkait investasi industri tersebut yang mungkin tidak terlalu besar untuk membangun pasokan energi mandiri. Ia menyatakan pula keprihatinan akan aktivitas ekspor batu bara karena ketersediaan batu bara yang sangat penting untuk industri manufaktur lokal. Bapak Jarman Sudimo memiliki pendapat yang menarik dalam hal pemanfaatan tanaman kogenerasi. Ia menjelaskan kegunaan dari tanaman kogenerasi dalam meningkatkan efisiensi dengan cara menggunakan ulang energi yang hilang dalam bentuk panas untuk tujuan lain. Hal ini membuka jalan alternatif untuk menghemat energi.

FGD kemudian ditutup oleh Bapak Luky Yusgiantoro sebagai perwakilan dari PYC. Ia menyimpulkan diskusi dengan mengetengahkan pentingnya koordinasi antara semua lembaga yang bertanggung jawab dalam mengatasi masalah energi. Acara tersebut memberikan banyak masukan komprehensif untuk penelitian bersama antara PYC-ERIA dan pembangunan di sektor energi.

Berita sebelumyaPresentasi Penelitian Bersama di Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan)
Artikulli tjetërThe Indonesian Journal of Energy (IJE) Vol. 1 No. 2 (2018) Telah Diterbitkan

BERIKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini