Gambar 1. Pembukaan diskusi panel oleh Dr. Jonathan Austin, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia
Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) diundang untuk menghadiri diskusi panel tentang energi panas bumi yang berkelanjutan, yang diselenggarakan oleh New Zealand Trade and Enterprise. Acara ini diselenggarakan pada hari Senin, 12 Agustus 2019 dan terdiri dari 3 acara utama, yaitu presentasi utama dan dua diskusi pleno. Acara ini dimulai dengan diskusi pleno mengenai transisi energi di Indonesia. Ada tiga pembicara dalam sesi ini, satu dari Direktorat Panas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, satu dari Institute for Essential Services Reform (IESR) dan satu dari Asosiasi Panas Bumi Indonesia (INAGA). Mereka mempresentasikan kondisi bauran energi dan energi panas bumi di Indonesia saat ini. Sesi pertama menghasilkan beberapa rekomendasi untuk meningkatkan pengembangan pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia. Salah satu faktor yang paling krusial yang perlu difokuskan adalah perbaikan regulasi yang terkait dengan nilai keekonomian energi panas bumi.
Diskusi panel pertama dilanjutkan dengan presentasi dari perwakilan dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Beliau mempresentasikan sektor keuangan energi panas bumi di Indonesia. Terakhir, acara ini diakhiri dengan diskusi panel mengenai penggunaan energi panas bumi secara tidak langsung. Para pembicara yang hadir adalah perwakilan dari Bank Dunia, PT Pertamina Geothermal Energy, dan Geothermal New Zealand. Mereka menjelaskan contoh-contoh pemanfaatan langsung panas bumi, termasuk pemanasan rumah tangga, aplikasi pertanian, dan ekstraksi mineral dari air asin. Pemanfaatan penggunaan langsung panas bumi memang belum signifikan di Indonesia, namun hal ini dapat diaplikasikan untuk memberikan nilai tambah yang dapat menjadi solusi untuk meningkatkan nilai ekonomis proyek panas bumi di Indonesia.
