Gas Elpiji (LPG) adalah bahan bakar yang umum digunakan di Indonesia, termasuk di sektor industri dan usaha kecil dan menengah (UKM). Namun, penggunaan LPG memiliki beberapa keterbatasan, seperti harga yang relatif tinggi dan ketersediaan yang terbatas. Saat ini, banyak industri dan UKM di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggunakan LPG subsidi 3 kg. LPG subsidi 3 kg adalah bahan bakar gas yang disubsidi oleh pemerintah. Bahan bakar ini ditujukan untuk rumah tangga dan mikro-enterprise yang menggunakan LPG untuk memasak. LPG subsidi 3 kg dijual dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan versi non-subsidi. Pemerintah memberikan subsidi LPG 3 kg untuk membantu masyarakat miskin dan rentan dalam mengakses energi yang terjangkau. Subsidi ini juga bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan memasak.
Gas Alam Terkompresi (CNG) adalah bahan bakar alternatif yang dapat mengatasi keterbatasan LPG. CNG adalah bahan bakar yang lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan dibandingkan LPG. Laporan studi ini bertujuan untuk mengkaji potensi konversi LPG ke CNG untuk sektor industri dan UKM di Jawa Tengah dan DIY. Laporan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Purnomo Yusgiantoro Center (PYC). Penelitian ini menemukan bahwa ada potensi signifikan untuk mengonversi LPG ke CNG untuk sektor industri dan UKM di Jawa Tengah dan DIY. Hal ini disebabkan oleh banyaknya industri dan UKM di wilayah tersebut yang menggunakan LPG sebagai bahan bakar. Selain itu, wilayah Jawa Tengah dan DIY dekat dengan sumber daya gas alam di Blok Cepu (Lapangan Gundih, Lapangan Kedungtuban Utara, dan Alas Dara Kemuning (ADK)).
Laporan ini merekomendasikan beberapa langkah untuk mendukung konversi dari LPG ke CNG untuk sektor industri dan UKM di Jawa Tengah dan DIY, baik dari pihak pemerintah maupun sektor swasta.
ISBN: [dalam proses]