Indonesia, untuk mencapai target bauran energi nasional pada tahun 2050 dan target net zero emission pada tahun 2060, membutuhkan rencana dan strategi, khususnya di sektor ketenagalistrikan. Laporan ini akan menguraikan strategi penguatan sistem kelistrikan di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) Indonesia dengan menggunakan metode kualitatif yang mencakup FGD (Focus Group Discussion), wawancara, dan kunjungan lapangan untuk memahami secara mendalam...
Komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan dan aksi iklim telah tercermin dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2022 serta target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat. Untuk memperkuat komitmen ini, dibentuklah Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transition Partnership/JETP) guna mendukung transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan. Salah satu aspek penting dari transisi energi berkeadilan adalah integrasi...
In facing climate change and uncertainty in conventional energy supplies, Indonesia put emphasis on the importance of transitioning from fossil to renewable energy sources. Even though this is a national priority, the role of regional government is still limited, hampered by lack of decentralization in energy management and unsupportive regulations. This report explores the strategic role of the regional...
Dalam menghadapi perubahan iklim dan ketidakpastian pasokan energi konvensional, Indonesia menekankan pentingnya transisi dari energi fosil ke sumber energi terbarukan. Meskipun ini merupakan prioritas nasional, peran pemerintah daerah masih terbatas, terhambat oleh kurangnya desentralisasi dalam pengelolaan energi dan regulasi yang belum mendukung. Laporan ini mengeksplorasi peran strategis pemerintah daerah dalam mempercepat transisi energi di Indonesia, dengan fokus pada tantangan...
Kebijakan hilirisasi minyak dan gas (migas) serta mineral batubara (minerba) menjadi salah satu fokus pemerintah untuk mengoptimalkan sumber daya alam. Selain dapat meningkatkan nilai tambah, hilirisasi migas dan minerba memiliki berbagai manfaat seperti diversifikasi ekonomi, peningkatan investasi, dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dalam hilirisasi migas dan minerba di Indonesia. Tim peneliti...
Kebijakan hilirisasi migas dan minerba adalah fokus utama pemerintah indonesia untuk mengoptimalkan sumber daya alamnya. Laporan ini mengevaluasi tahapan hilirisasi dari sektor minyak bumi, gas alam, mineral, hingga batubara dengan menggunakan metodologi political, economic, social, technological, environment, and legal (pestel) dan konsep efek trickle down. Tujuannya adalah menilai faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kebijakan hilirisasi di indonesia. Melalui kerangka pestel,...
IMG_9531
Prof. Purnomo Yusgiantoro, Ir., M.Sc., M.A., Ph.D.

Purnomo Yusgiantoro adalah Pendiri Purnomo Yusgiantoro Center (PYC). Memperoleh gelar Sarjana (Ir) dari Teknik Perminyakan dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia; MSc di bidang Teknik dari Colorado School of Mines, AS; MA di bidang Ekonomi dari University of Colorado, AS; dan PhD di bidang Ekonomi Mineral dari Colorado School of Mines, AS. Sejak tahun 2014, Purnomo banyak mendedikasikan waktunya, ilmu, dan kemampuannya untuk mengajar mata pelajaran ekonomi energi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu, Purnomo adalah Co-Founder Universitas Pertahanan (Unhan), Indonesia yang mengajar mata kuliah ketahanan energi hingga saat ini. Saat ini beliau menjabat sebagai Penasihat Senior Kantor Eksekutif Presiden Republik Indonesia.

Ia memiliki pengalaman yang luas dalam bekerja dan berkontribusi di sektor energi dan pertahanan Indonesia. Ia bekerja sebagai konsultan untuk Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) di bidang ekonomi energi dan pembangunan berkelanjutan. Ia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Komisaris Pertamina. Purnomo juga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Badan Pertahanan Nasional (Lemhannas). Purnomo adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia selama tiga periode berturut-turut, dari tahun 2000 hingga 2009. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia antara tahun 2009 dan 2014. Di ranah global, Purnomo menjabat sebagai Gubernur Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Sekretaris Jenderal serta Presiden, berkedudukan di Wina, Austria. Ia juga mengemban tanggung jawab sebagai Ketua ASEAN Ministers of Energy Meeting (AMEM). Ia melanjutkan pengabdiannya pada pengembangan sektor energi dengan mendirikan PYC pada tahun 2016.