Gambar 1. Benny Lubiantara (SKK MIGAS) menjelaskan bagaimana melakukan metode perolehan minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery/EOR) dalam meminimalkan celah antara produksi dan konsumsi minyak dan gas

Perbedaan antara produksi dan konsumsi minyak semakin melebar dan hal ini dapat dikurangi  dengan cara meningkatkan produksi minyak. Metode perolehan minyak tahap lanjut (Enhanced oil recovery/EOR) diketahui sebagai salah satu solusi bagi masalah tersebut. Akan tetapi, implementasi EOR di Indonesia menghadapi sejumlah masalah dan untuk mengatasinya, potensi kita harus dimaksimalkan. Pada tanggal 27 Maret 2019, topik ini dibahas dalam loka karya Forum EOR Indonesia yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) di Jakarta. Forum ini mengundang beberapa panelis, yaitu Benny Lubiantara (SKK MIGAS), Andi W. Bachtiar (Pertamina EP), Prof. Pudji Permadi (ITB), Letty Brioletty (Lemigas), dan Puti Permata (Medco).

Benny Lubiantara menyebutkan bahwa 10 persen produksi minyak nasional didapat dengan mengaplikasikan EOR. Akan tetapi, pengembangan EOR di Indonesia menghadapi banyak tantangan seperti pengembalian investasi cepat dan adanya beberapa perusahaan minyak yang hanya berfokus pada proyek jangka pendek. Proyek EOR dapat dimaksimalkan apabila perusahaan minyak memiliki proyek jangka panjang. Pada sesi kedua, Andi W. Bachtiar menyajikan perkembangan proyek EOR milik Pertamina EP. Produksi minyak Pertamina akan mencapai puncaknya pada tahun 2026 melalui injeksi air, dan pada 2030 dengan pemulihan tersiernya.

Prof. Pudji Permadi membagikan hasil risetnya dengan memperkenalkan limbah tanaman dan minyak sawit sebagai opsi surfaktan EOR. Namun, menurut Letty Brioletty, Lemigas mengidentifikasi bahwa penggunaan minyak sawit sebagai surfaktan tidak signifikan untuk memaksimalkan produksi minyak pada beberapa ladang (contoh: ladang Ledok). Letty Brioletty juga menyoroti pengembangan EOR di Indonesia yang harus terintegrasi secara baik. Selain itu, para peneliti harus fokus menyelesaikan tugasnya satu persatu. Analisis kimia EOR merupakan sebuah proses iterasi yang memerlukan analisis untuk tiap situasi. Sebagai sesi terakhir, Puty Permata menunjukkan bagaimana Medco telah sukses menjalankan proyek percontohan EOR pada konsesi mereka. Puty Permata menggarisbawahi bagaimana ketekunan dan pola pikir positif dari tiap sektor merupakan sesuatu yang penting meskipun hal ini memakan waktu yang lama untuk meraih hasil yang baik.

Berita sebelumya“CIGRE Asia-Oceania Regional Technical Meeting and International Conference”: Hari Kedua
Artikulli tjetërDiskusi “RuangAksi #10:Perempuan dan Energi Terbarukan”

BERIKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini