Gambar 1. Sesi diskusi dalam acara peluncuran laporan IISD

International Institution for Sustainable Development (IISD) meluncurkan sebuah laporan berjudul “Beyond Fossil Fuels: Indonesia’s Fiscal Transition” (Selepas Bahan Bakar Fosil: Transisi Fiskal Indonesia) pada tanggal 31 Januari 2019 di Jakarta. Dalam acara peluncuran ini, bagian penting laporan tersebut dipresentasikan oleh David Braithwaite, peneliti IISD, dan Lucky Lontoh, sebagai Koordinator Negara dalam Program Energi IISD. Laporan itu menyoroti pentingnya peralihan fiskal bagi Indonesia di bawah ancaman penurunan sumber daya dan volatilitas harga bahan bakar fosil.

IISD mendapati bahwa Indonesia adalah sebuah contoh negara yang berhasil dalam mengurangi ketergantungan fiskalnya pada produksi energi fosil seperti batubara, minyak, dan gas. Dalam laporannya, pendapatan Indonesia dari hulu migas turun dari 35% di tahun 2001 menjadi 6% dari pendapatan total pemerintah tahun 2016 atau kurang dari 1% PDB. Di sisi lain, PDB Indonesia tumbuh pada tingkat 3-4% per tahun sementara defisit anggaran tetap pada level 2-3% sepanjang periode yang sama (2001-2016). Fakta ini mencerminkan bahwa Indonesia masih mampu mempertahankan pertumbuhan PDB-nya walaupun kontribusi migas dalam pendapatan pemerintah menurun.

Laporan itu juga menyoroti tantangan Indonesia dalam menyesuaikan kebijakan fiskalnya guna mendukung energi bersih dan pembangunan berkelanjutan. Menurut analisis IISD, jumlah total subsidi energi yang ada mengambil jumlah yang hampir sama dengan penerimaan negara pajak dan bukan pajak dari ekstraksi minyak dan gas. Meskipun demikian, Lucky Lontoh mengapresiasi strategi positif pemerintah dalam melaksanakan reformasi subsidi energi fosil, termasuk dalam subsidi bahan bakar dan listrik.

IISD menyarankan agar pendapatan berikut tabungan pemerintah dari sektor energi fosil dialihkan ke investasi pada sektor produktif, seperti kesehatan, pendidikan, pelayanan umum dan infrastruktur, sekaligus untuk mendukung program energi bersih dan pembangunan berkelanjutan. Efisiensi energi juga perlu didorong untuk mendukung diversifikasi ekonomi dan transisi fiskal Indonesia.

Berita sebelumya“Mempercepat Transisi Indonesia menuju Energi Terbarukan dan Masa Depan yang Tahan-Iklim” Diskusi Meja Bundar Interaktif oleh M2020 dan Global Green Growth Institute (GGGI) Indonesia
Artikulli tjetërPeluncuran Mining and Mineral Industry Institute (MMII)

BERIKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini