Gambar 1. Bambang Ismanto mempresentasikan pengalamannya mengenai pengelolaan reservoir pada saat Pembahasan Teknis IATMI.

Pada 9 April 2019, IATMI dan SKK Migas menggelar sebuah pembahasan teknis di Jakarta. Peran pengelolaan reservoir dalam memaksimalkan rasio laba operasional terhadap total aset ekonomis (the economic return of asset) menjadi tema dari pembahasan teknis. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pakar, praktisi, dan akademisi dalam industri minyak dan gas. Sebagai pembicara utama, Wahju Wibowo (SKK Migas) menegaskan pentingnya kolaborasi setiap unit untuk meminimalkan biaya operasional dan memaksimalkan perolehan minyak. Dia juga menggarisbawahi keunikan setiap pengelolaan reservoir yang berbeda satu sama lain, sehingga penilaian risiko dan manajemen risiko harus dilakukan dengan tepat.

Tiga pembicara diundang untuk berbagi strategi mereka perihal pengelolaan reservoir dengan mempertimbangkan keunikan dari setiap pengelolaan reservoir. Sebagai pembicara pertama, Bambang Ismanto (British Petroleum Asia Pacific) mengatakan bahwa pengelolaan reservoir menjadi penting berdasarkan keputusan yang harus dibuat pada waktu tertentu. Dia juga menekankan faktor penting keberhasilan dalam pengelolaan reservoir adalah kepemimpinan yang solid. Sebagai pembicara kedua, Sri Intan Wirya (Exxon Mobil Cepu Ltd) berbagi pengalamannya mengelola reservoir blok Cepu. Dia menyoroti bahwa pengelolaan reservoir yang terintegrasi membutuhkan tiga parameter: karakteristik reservoir, rencana pengembangan dan deplesi lapangan, dan rencana optimasi serta pengawasan reservoir. Dia juga berbagi pengalaman dalam mengawasi 15 hingga 20 sumur per tahun, dan bagaimana data membantunya dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan reservoir.

Sementara itu pembicara terakhir, Andre Wijanarko (Pertamina Hulu Sanga Sanga) menjelaskan strategi mengelola reservoir yang penuh tantangan. Kompleksitas reservoir ditandai oleh lensa-lensa berbentuk reservoir dan ditemukan di lapangan. Namun, reservoir tersebut memiliki nilai ekonomis yang baik sehingga perlu dieksplorasi. Dia menegaskan pentingnya pemahaman akan reservoir dan penggunaan berbasis grid untuk memetakan reservoir dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan reservoir.

Berita sebelumyaDiskusi Meja Bundar: Prospek Transisi Energi di Sektor Listrik Indonesia oleh IESR dan Climate Transparency
Artikulli tjetërDiskusi Bersama dalam Mencapai Biodesel Berkelanjutan

BERIKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini