Gambar 1 Bapak Rida Mulyana bersama dengan Bapak Herman Darnel Ibrahim, Bapak Agoes Triboesono dan Bapak Alexander Rangelov (kiri ke kanan). Presentasi sesi pleno melingkupi baik sektor hulu dan hilir dari pengembangan energi terbarukan.

Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) bekerjasama dengan International Power Supply (IPS) AD, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Sofia, Bulgaria menyelenggarakan “Renewable Innovation Forum: Sustainable Off-grid Electrification and Renewable Energy Opportunities in Indonesia” di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta pada Kamis, 22 Februari 2018. Konferensi ini bertujuan untuk mengumpulkan sektor pemerintah, industri, serta akademik untuk menyelesaikan tantangan elektrifikasi di Indonesia saat ini.

Forum dibuka oleh Prof. Purnomo Yusgiantoro sebagai perwakilan dari Purnomo Yusgiantoro Center, H.E. Astari Rasjid sebagai Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria, dan Alexander Rangelov sebagai CEO dari IPS. Setelah pidato pembukaan, pidato utama mengenai Energy Equity disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Bapak Ignasius Jonan.

Setelah pidato dari Bapak Ignasius Jonan, terdapat penandatanganan kesepakatan (MoU) antara IPS dan Unhan, ITB, dan PT Len Industri. MoU antara IPS dan Unhan menjanjikan penelitian bersama di bidang elektrifikasi wilayah off-grid Indonesia dengan menggunakan teknologi Exeron IPS. IPS dan ITB akan bekerja bersama di bidang pengembangan teknologi Exeron, sedangkan PT Len Industri akan bekerja bersama IPS dengan fokus aplikasi terhadap industri dan transfer teknologi

Sesi selanjutnya merupakan sesi pleno bersama Bapak Rida Mulyana selaku Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Bapak Agoes Triboesono selaku perwakilan dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sesi ini dimoderatori oleh Bapak Herman Darnel Ibrahim sebagai Ketua Indonesian National Committee CIGRE. Bapak Rida berbicara seputar pengembangan energi terbarukan, sedangkan Bapak Agoes merangkum kebijakan ketenagalistrikan di Indonesia.

Gambar 2 Diskusi Panel pertama yang dipimpin oleh Ibu Evita Legowo. Panel pertama membicarakan sektor hulu dari energi terbarukan.

Di siang hari setelah istirahat makan siang, diskusi panel pertama dimulai oleh Ibu Evita Legowo sebagai ketua sesi. Sesi panel pertama mencakup sektor hulu dari energi terbarukan, termasuk pembangkit listrik. Panelis dari sesi ini adalah Bapak Harris dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Gigih Prakoso selaku Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen risiko dari Pertamina, Bapak Andre Susanto sebagai pendiri dan senior VP PT Inovasi Dinamika Pratama, dan Bapak Damien Tournillon sebagai Smart Grid Engineer dari Engie.

Bapak Harris membawakan presentasi dengan topik Renewable Energy Development in Underdeveloped Rural Area, Remote Area, Border Area, and Small Island, sedangkan Bapak Gigih mempresentasikan mengenai energi baru dan terbarukan di Pertamina. Bapak Andre berfokus kepada pemanfaatan teknologi energi terbarukan dan Bapak Damien menyampaikan tentang SPORE project.

Sesi panel kedua dipimpin oleh Bapak Jarman Sudimo selaku Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (2011 – 2017) dengan sektor hilir dari energi terbarukan sebagai topik utama. Bapak Tohari dari PT PLN menyampaikan pengembangan energi baru dan terbarukan di sektor kelistrikan Indonesia. Bapak Alihuddin Sitompul, sebagai Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan presentasi terkait elektrifikasi off-grid terbarukan. Dari mitra-mitra IPS, Aria Witoelar, sebagai pendiri dari PT Arya Watala Capital, menyampaikan presentasi seputar listrik pedesaan melalui jaringan/mini-grid pedesaan dan Bapak Fendi Gunawan Lim dari PT Selaras Daya Utama memaparkan presentasi terkait energi terbarukan off-grid.

Setelah masing-masing presentasi panel singkat, sesi tanya jawab dilaksanakan. Para hadirin dan juga panelis diberikan kesempatan untuk bertanya kepada para panelis mengenai topik yang didiskusikan. Sesi ini berjalan sangat menarik hingga diskusi tetap berlanjut di luar sesi.

Gambar 3 Presentasi The Exeron Systems oleh Bapak Peter Petrov selaku technical engineer dari IPS. Sistem ini mengklaim dapat bekerja di medan yang sulit dan tidak akan rusak dalam skenario apapun.

Sebelum sesi networking, pemaparan mengenai the Exeron system dari IPS juga disampaikan. The Exeron system dinilai unik karena sistem ini dapat menyesuaikan dengan berbagai kebutuhan berdasarkan proyek-proyek yang ada. Selain itu, karena sistem Exeron pada awalnya dibuat untuk keperluan militer, sistem ini dapat dioperasikan di lingkungan yang sangat sulit. Setelah presentasi, sesi networking diiringi oleh beberapa music populer Indonesia dari alat musik tradisional yang disebut Kolintang.

Dengan ditutupnya kegiatan yang sangat bermanfaat bagi para peserta yang telah hadir, PYC ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan kegiatan ini, termasuk tim IPS, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Sofia, dan para relawan. Semoga kedepannya akan ada kegiatan-kegiatan yang serupa untuk mengembangkan sektor energi di Indonesia, khususnya di bidang energi terbarukan.

Berita sebelumyaRenewable Innovation Forum
Artikulli tjetërThe Indonesian Journal of Energy Vol. 1, No. 1, (2018) Telah Diterbitkan

BERIKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini