Gambar 1 Prof. Kevin Fynn sedang menjelaskan penelitian kolaboratif dengan industri di Australia
Pada 18 Oktober 2018, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia berkolaborasi dengan Australian Technology Network (ATN) untuk mengadakan The 3rd Inspiring International Research Excellence Symposium: Strategies for Developing International Career Researchers di Royal Kuningan Hotel, Jakarta. ATN adalah sebuah jaringan empat universitas dari masing-masing negara bagian Australia yaitu University of Technology Sydney, RMIT University, University of South Australia, dan Curtin University.
Para peserta symposium ini berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Pembicara di acara ini yaitu Prof. Ir. I Gede Wenten (Pakar Membrane Process Technology) dari Institut Teknologi Bandung, Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnaen Siregar, M.For.Sc (Pakar Conservation and Sustainable Management of Tropical Forest Genetic Resources) dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Pat Buckley (Pakar Healthy Futures) dari University of South Australia (UniSA), Prof. Kevin Fynn (Pakar Industry and Engineering Research and Development) dari Curtin University, dan Dr. Samantha Grover (Pakar Environmental Chemistry) dari RMIT University.
Pada sesi pembukaan, topik presentasi dari Prof. Pat Buckley adalah Higher Education Research Metrics: Global Implications of Research Performance. Ia menyoroti empat pertanyaan penting yang berkaitan dengan subjek tersebut, termasuk; (1) Bagaimana penelitian diukur dan dievaluasi di Australia (pembelajaran); (2) Bagaimana pemerintah mempengaruhi dan mendanai penelitian; (3) Peran peringkat dunia; dan (4) Bagaimana kita perlu menanggapi. Ia mengatakan bahwa memiliki pendidikan tinggi sangat penting untuk daya saing internasional dan peluang individu. Selain itu, kualitas dan status pendidikan menjadi indikator esensial bagi sebuah perguruan tinggi. Kinerja suatu universitas sering kali diukur dengan metode peringkat. Namun, lembaga yang berbeda mengelola metode peringkat yang berbeda dan menilai indikator yang berbeda pula. Terdapat beberapa indikator untuk mengukur kinerja penelitian di perguruan tinggi yaitu kualitas pendidikan, kualitas fakultas, kualitas mahasiswa, kualitas dosen, hasil penelitian, ukuran institusi, produktivitas penelitian, dampak penelitian, keunggulan penelitian, publikasi, reputasi penelitian, Penghargaan Nobel & medali bidang, kolaborasi internasional, dan pendanaan. Sistem peringkat dapat mendorong suatu universitas untuk lebih mengembangkan dan mengevaluasi kinerjanya.
Gambar 2 Sesi foto peserta dan pembicara setelah acara
Topik presentasi Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnaen Siregar, M.For.Sc dan Dr. Samantha Grover yakni International Research Collaborations: Funding Collaborative Research and Publishing with International Collaborators. Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnaen Siregar, M.For.Sc menceritakan pengalamannya sebagai Direktur Program Internasional IPB yang membuatnya terbiasa dengan tugas koordinasi dalam kerjasama penelitian internasional. Dr. Samantha Grover berbicara tentang pentingnya dan cara membangun hubungan dengan kolaborator internasional yang potensial, menerbitkan, dan mendanai penelitian kolaboratif.
Prof. Kevin Fynn dan Prof. I Gede Wenten menyampaikan topik Collaborative Research with Industry Partners: Delivering Economic, Social and Cultural Benefits to Local and Global Communities dalam sesi workshop. Prof. Kevin Fynn menyampaikan berbagai strategi komersialisasi produk penelitian dengan topik Innovation & Entrepreneurship: Commercialization of University Intellectual Property & Experiences Industry Engagement. Prof. I Gede Wenten menyoroti pentingnya paten untuk hasil atau produk penelitian. Keahliannya di bidang teknologi membran telah membawa banyak paten komersial yang telah banyak digunakan di industri dalam dan luar negeri. Sebagai seorang dosen, menurutnya menjadi dosen sambil bekerja di bidang komersial memang cukup menantang. Ia menekankan bahwa yang terpenting untuk mengatasi tantangan tersebut adalah bersikap profesional. Diskusi berlangsung secara interaktif dengan banyaknya pertanyaan yang berasal dari dosen-dosen Indonesia yang menghadapi masalah yang sama.